Siapa yang tak panik, ketika mendengar orang yang anda cintai atau sayangi dikabarkan mengalami kecelakaan, atau kejadian yang membuatnya tak sadarkan diri hingga dibawa ke rumah sakit. Itulah yang saya alami pagi itu, tepatnya Sabtu, 23 Agustus 2014, sekitar pukul sepuluh pagi.
Pagi itu saya 
dalam posisi seorang diri dirumah, ibu masih bekerja, dan Bapak memang 
sedang ada urusan pekerjaan keluar kota. Tiba-tiba telpon rumah 
berdering “Halo ini benar rumahnya Bapak ......., gini mbak saya rekan 
kerjanya, tadi Bapak jatuh terpeleset waktu didalam kamar mandi, 
sekarang Bapaknya sedang dibawa ke Rumah Sakit.”

1410692302843003778
Untuk sesaat saya 
linglung, dan mengiyakan apa yang dikatakan lalu saya masih sempat 
bertanya dimana Bapak saya dirawat. Orang diseberang tak menjawab tapi 
menyuruh saya untuk menghubungi rekan kerja yang membawa Bapak kerumah 
sakit, saya lalu mencatat nomor yang disebut rekan kerjaBapak, namanya 
Harmawan.
Awalnya saya tak curiga, karena suara 
yang menelpon tersebut memang mirip sekali dengan orang-orang atau 
rekanan usaha Bapak yang sering menelpon rumah, atau dapat dikatakan 
model suaranya sama, tenang, halus, ada logat-logat tertentu. Dan saya 
hampir saja percaya. Saya pun dengan panik menelpon ibu, ingin 
mengabarkan berita tersebut, sayang handphone ibu malah tak biasanya, 
tidak aktif. Dan Bapak sendiri tidak terlalu bisa mengunakan Handphone 
jadi tidak membawa Handphone.
Saya pun melihat 
nomor yang katanya rekan Bapak yang membawanya kerumah sakit, saya agak 
mengernyit membaca namanya. Nama Harmawan itu mengingatkan saya pada 
penipu saya yang dulu, hahaha dulu saya pernah tertipu hal lain (dan itu
 jadi pelajaran yang sangat berharga). Lalu otak saya pun kembali 
rasional. Apalagi setelah penelpon pertama menelpon lagi “Mbak gimana 
sudah ditelpon yang bawa Bapak ke Rumah Sakit?” katanya diseberang 
telpon, saya pun menjawab ketus “Belum!.” Saya pikir kalau ia orang asli
 (bukan penipu), tentu tak akan sebernapsu itu.
Saya
 lalu menelpon pekerja atau karyawannya Bapak, bertanya Bapak sebenarnya
 sedang dimana, dimana tujuannya kali ini. Ternyata Bapak sedang ke Batu
 Malang, bukan Lumajang, syukur ALHAMDULILLAH dalam batin saya, karena 
pada saat pertama di telpon saya kelepasan menyebut Bapak sedang ada di 
Lumajang kepada penelpon tadi “Iya Lumajangnya Rumah Sakit mana?.” 
Setelah itu saya cari perusahaaan yang ada di Batu Malang, nomornya 
ketemu, tapi dihubungi tak juga diangkat.
Lalu 
saya memutuskan untuk menelpon Harmawan yang katanya membawa Bapak ke 
Rumah Sakit. Tapi sayapun tak mau kalah, saya ganti membuat taktik untuk
 memastikan ini orang baik betulan atau hanya penipu, karena 
bagaimanapun meski tak mau, harus peduli juga kalau ternyata itu memang 
benar kejadiannya, kemungkinan.
Dalam pikiran 
saya Bapak sedang ke arah Timur, jika kejadian betulan mungkin 
disekitaran timur, maka saya membuat sebaliknya, saya buat Bapak 
seolah-olah di arah Barat, lokasi rumah kami di Jawa Tengah.
“Halo Pak Harmawan, Bagaimana Keadaaan Bapak Saya?”
“Ini siapa ya?” jawabannya santai sekali, malah cenderung memang sedang menunggu telpon, mungkin yang ditipu banyak.
“Saya bla bla, anak bla bla”
“Oh iya mbak, Bapaknya dirawat di Rumah Sakit Lumajang”katanya, Nah dia menyebut Lumajang, yang kelepasan saya sebut di awal.
“Lumajanngnya Rumah Sakit mana Pak?”kejar saya.
“Lumajang Indonesia Mbak”, yaelah saya juga tahu Pak, Lumajang di Indonesia, gak persiapan banget sih, batin saya.
Saya pun menjalankan taktik saya
“Ah, Bapak saya ada di Jakarta kok” Kata saya.
“iya
 mbak di RSCM” jawab penipu cepat, dalam hati saya lega bahwa ini memang
 hanya penipuan saja, dan Bapak dalam keadaan baik-baik saja.
“Oh gituuuuu” jawab saya santai lalu menutup telepon.
Mau saya isengin lagi, males dan terlanjur dibuat dag dig dug der diawal.
Dan saran saya untuk Anda atau Siapapun memang harus siap dengan penipu-penipu dengan modus apapun, dan Jika Modusnya berita kecelakaan.
- Tanyakan Dimana dirawat, rumah sakit dll, atau lokasi kejadian. Jika memungkinkan (masih dalam satu kota) segera ke lokasi atau Rumah Sakit tersebut, jika disebutkan Rumah sakit langsung bisa cari tahu nomor Rumah Sakit Melalui Google. Atau jika mengaku misalnya anak anda kecelakaan disekolah, segera ke Sekolah atau telpon Sekolah atau Guru, karena penipu sangat canggih saat ini, bahkan tahu nama lengkap siswa, nama orangtua lengkap siswa, dll.
 
- Atau langsung telpon yang katanya mengalami kecelakaan tadi, biasanya nomornya jadi tidak aktif atau dibuat ‘sibuk’ oleh sang penipu.
 
- Ceritakan pada siapapun yang ada disamping anda, atau anda harus menenangkan diri sejenak. Karena jika anda menuruti menelpon orang lain atau penipu kedua bisa jadi anda nanti akan digiring ke penelpon ketiga yang bisa saja mengaku ‘dokter’, dan bisa saja di saat itulah anda sudah tidak bisa berkutik lagi, karena mungkin diberitakan hal-hal genting atau tindakan medis lain yang menuntut kecepatan biaya. Jadi sebelum siap, jangan menaati perintahnya. Selain itu yang membahayakan adalah “Banjir Informasi” terlalu banyak Informasi yang anda dapat, bisa membuat anda tidak bisa berpikir, dan mudah terpengaruh, nah diposisi inilah juga akan sangat mudah penipu menggiring anda untuk melakukan kehendaknya misalnya mentransfer sejumlah uang. Jadi orang yang ada disamping anda setidaknya bisa membantu menyadarkan anda atau merasionalkan anda kembali.
 
- Jika bisa pastikan itu penipu atau bukan seperti yang saya lakukan tadi, dengan mengatakan hal hal yang sebaliknya misalnya. Atau ciri-ciri khusus “anak saya tinggi kurus banget Pak” dan biasanya penipu bilang “iya-iya benar”, padahal seben arnya anaknya pendek dan sangat gendut, atau hal hal lain yang bisa dipastikan saat itu juga, dan secepatnya tentunya mengetahui kebenaran keadaan pada yang disebut “kecelakaan” tadi.
 
Setidaknya
 dengan membaca artikel ini, anda akan lebih sadar lagi bahwa disekitar 
kita banyak sekali modus penipuan. Jangankan saya yang hanya mahasiswa, 
dosen saja pernah tertipu berkali lipat jumlah nominalnya. Maaf maksud 
saya begini, disini bukan masalah siapa yang ditipu, tapi sekali lagi 
maksudnya adalah disaat orang-orang atau hal-hal penting yang penipu itu
 bicarakan maka siapapun bisa saja terjerat, karena bahkan si penipu 
bisa saja tahu nomor induk anda, judul paper anda, nama dosen-dosen yang
 dekat dengan anda, meniru suaranya (misalnya penipuan berkedok 
akademis) dll, yang anda sendiri mungkin tak habis pikir bisa sebegitu 
terencana.
Dan jika Naudzubillah anda hampir 
tertipu suatu hari nanti, setidaknya jika anda sudah membaca artikel 
ini, lalu saat itu juga anda mengingat artikel ini. Semoga anda bisa 
berpikir logis lagi, atau sejenak tersadar dari pengaruh penipu. Semoga 
Bermanfaat.
Sumber : https://www.kompasiana.com/faridaisfandiari/54f5cf0fa33311b5528b4582/penipuan-modus-kabar-kecelakaan-dan-cara-mengatasi 
                    
